Pembangunan Ka'bah Oleh Kaum
Quraisy
Disebutkan
dalam buku-buku sejarah bahwa seorang wanita meng'asapi Ka'bah dengan dupa,
maka percikan api dari tempat membakar dupa yang dia bawa terbang sehingga
membakar kiswah Ka'bah, dan datanglah banjir besar yang masuk ke Ka'bah,
sehingga temboknya pecah, kaum Quraisy ketakutan menghadapi hal ini dan
bertekad untuk memperbaharui bangunan Ka'bah, hal itu terjadi 6 tahun sebelum
diutusnya Nabi shallallahu talahi wa sallam.
Mereka mensyaratkan bahwa tidak boleh memasukkan hada haram dalam
bangunan Ka'bah, namun mereka kehabisan hada yang halal untuk menyelesaikan
bangunan Kabah, maka mereka mengurangi bangunan ka'bah dari arah Hijir
sepanjang 6 hasta dan sejengkal (3 meter lebih sedikit).
Mereka
melingkarinya dengan tembok pendek agar orang-orang berthawaf dari belakangnya.
Mereka membuat beberapa perubahan: menambah tingginya sampai 19 hasta (9m),
membuat atap untuknya yang sebelumnya tidak beratap, membuat pancuran atap dari
kayu, menutup pintu yang di arah barat. meninggikan Pintu Timur dari tanah, sehingga
mereka rnemperbolehkan masuk siapa yang mereka kehendaki dan melarang siapa
yang mereka kehendaki, dan Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam turut serta
dalarn pembangunan Kabah, beliau ikut mengangkat bebatuan dan tatkala mereka
usai dari pembangunan dan hendak meletakkan Hajar Aswad, terjadi pertengkaran
di antara Quraisy, setiap kabilah ingin mendapatkan kemuliaan meletakkan Hajar
Aswad di tempat, akhirnya mereka sepakat untuk menjadikan penengah di antara
mereka orang pertama yang masuk ke Masjidil Haram, dan ternyata yang pertama
masuk adalah Nabi shallallahu 'alahi wa sallam maka beliau mengambil Hajar
Aswad dan meletakkannya di tengah kain selendang dan menyuruh setiap kabilah
untuk memegang ujung-ujungnya, maka mereka mengangkatnya dan Nabi shallallahu
'alahi wa sallam meletakkannya di tempatnya semula. Dengan cara itu Nabi
shallallahu 'alahi wa sallam memutuskan pertikaian yang hampir memecah belah
Quraisy serta akan membahayakan kehidupanbanyak orang dari mereka.
Pembangunan Ka'bah Oleh Abdullah
Bin Zubair r.a
Di
tahun 64 H/ 683 M Yazid bin Mu'awiyah mengirim pasukan dengan pimpinan Hushain
bin Namir untuk memerangi AbduIlah bin Zubair, maka mereka mengepung Mekah dan
melemparinya dengan manjaniq sehingga berdampak kepada bangunan Ka'bah,
bangunannya terbakar dan tembok-temboknya rusak, dan setelah 27 hari dari masa
pengepungan Yazid wafat, maka pasukannya kembali ke Syam dan tidak memasuki
Mekah, dan kekuasaan di Mekah berada di tangan ibnu Zubair, maka dia memutuskan
untuk merenovasi bangunan Ka'bah dan mengembalikannya di atas pondasi-pondasi
Ibrahim 'alaihissalam, untuk mewujudkan apa yang diidamkan oleh Rasulullah
shallallahu 'alahi wa sallam, di mana dia mendengar bibinya (Aisyah) berkata
bahwa Nabi shallallahu 'alahi wa sallam berkata kepadanya: "Andai saja
kaummu tidak baru saja meninggalkan kejahiliyaah, niscaya aku akan
memerintahkan supaya Ka'bah itu dibongkar, maka aku akan memasukkan ke dalamnya
apa yang telah dikeluarkan darinya dan aku akan menyejajarkannya dengan tanah,
dan aku akan jadikan untuknya pintu di timur dan pintu di barat, dan dengannya
aku telah mengembalikannya kepada pondasi Ibrahim" Oleh karena itu Ibnu Zubair memasukkan ke
dalam Ka'bah apa yang telah dikeluarkan oleh kaum Quraisy sepanjang 6 hasta
sejengkal, dan dia menjadikan untuknya dua pintu sejajar dengan tanah, satu di
arah barat dan satu lagi di timur, dan dia menambah di ketinggiannya 27 Hasta
(13,5m)
Baca Halaman Selanjutnya 3