Alkisah, ada dua orang sahabat yang
terpisah sudah cukup lama; namanya Ahmad dan Zaenal. Ahmad ini orangnya
termasuk pintar sekali dan cerdas. Tapi nasibnya kurang beruntung secara
ekonomi. Sedangkan Zaenal adalah sahabat yang biasa-biasa saja. Namun keadaan
orang tuanya mendukung karir dan masa depannya.
Setelah berpisah cukup lama, keduanya
bertemu kembali. Bertemu di tempat yang istimewa; yaitu di koridor tempat
wudhu, di sebuah masjid yang mungil.
Adalah Zaenal, dia sudah menjelma
menjadi seorang manager kelas menengah. Penampilannya yang necis dan perlente.
Tapi tetap menjaga kesalehannya.
Ia pun punya kebiasaan. Setiap pergi
keluar kota, ia selalu menyempatkan diri untuk singgah di masjid di kota yang
ia singgahi. Untuk memperbaharui wudhu, dan sujud syukur.
Syukur-syukur masih dapat waktu-waktu
yang diperbolehkan untuk melaksanakan shalat sunnah, maka ia shalat sunnah juga
sebagai ibadah tambahan.
Seperti biasa, ia tiba di suatu kota,
ia pun lantas mencari masjid. Ia pinggirkan mobilnya, dan bergegas masuk ke
dalam masjid yang ia temukan. Namun, tanpa disengaja, di sanalah ia menemukan
sahabat lamanya; Ahmad.
Cukup terperangah juga Zaenal ini. Ia
tahu sahabatnya ini meski berasal dari keluarga yang kurang mampu, tapi
pintarnya minta ampun. Zaenal tidak menyangka bila berpuluh-puluh tahun
kemudian ia menemukan Ahmad kembali sebagai marbot masjid.
“Maaf,” katanya sambil menegor sang
marbot.
Baca Halaman Selanjutnya 2 3 4